Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Damay Ar-Rahman

Mengapa Anak-anak Hilang?

Sastra | 2025-01-30 23:33:04
Ilustrasi. https://images.app.goo.gl/6tPAJk1GFacGfvCC8



Perlahan-lahan suara dari balik dapur rumah kakek semakin besar bunyi suara seseorang seperti sedang mencangkul. Aku yang sudah tidak tahan lagi dengan gangguan suara itu, segera keluar dengan membawa kayu besar dari kamar kakek. Anehnya, saat aku melihat ke kamar kakek dan kamar ibu, mereka seperti tidak mendengar apapun, hanya aku yang mendengarnya, bahkan saat badan ibu aku gerakkan juga masih lelap dalam tidurnya. Entah apa yang terjadi, aku juga bingung. Tiba-tiba suara seperti menghantam sesuatu terdengar. Itu adalah suara pintu yang tiba-tiba terbuka. Terlihat sosok aneh dari balik sumur. Rambutnya putih dan sangat panjang. Wajahnya tidak jelas terlihat oleh mataku. Namun, aku yang merasa tidak ada apa-apa, mungkin itu adalah imajinasiku saja akibat baru lima jam yang lalu nonton film horor. Akupun mendekati sosok itu, dan aku memanggilnya.
"Hei siapa itu? Sedang apa di sana?"
Sosok itu masih diam saja bahkan wajahnya masih membelakangiku. Lalu aku panggil lagi, dia tetap tidak menyahut. Aku masih menyangka bahwa aku hanya berhalusinasi. Maka dari itu, tanpa rasa takut aku terus menghadapi sosok aneh itu. Lebih dari tiga kali aku memanggilnya masih juga tetap diam. Maka akupun memegang pundaknya, dan seketika sebuah tangan berkuku panjang hitam muncul dari rambutnya dan memegang erat tanganku. Aku berteriak sekencang-kencangnya. Tetapi, kepalaku pusing dan berat. Namun, tetap saja aku paksakan untuk meminta tolong. Tangan itu semakin erat menggenggam ku. Hingga aku terjatuh lalu diseret hingga ke atas pohon. Akupun pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi.
Saat terbangun, aku berada di dalam gua. Penuh dengan kotoran dan bau air kencing. Tempat ini membuatku mual dan berkali-kali menahan nafas agar baunya tidak terhirup oleh penciumanku. Lalu, aku mendengar teriakan seseorang dari arah jauh. Akupun segera mencari asal muasal suara tersebut. Kakiku terinjak cairan aneh, seperti darah namun pekat dan berbau busuk. Tidak lama aku berlari, mencari jalan keluar sekaligus arah suara itu, terlihat seorang anak kecil sedang duduk menangis di dekat mulut gua. Akupun menghampirinya. Alangkah terkejutnya aku, itu adalah Sofian, anak ibu Dedek yang hilang tiga Minggu yang lalu. Sedang apa dia di sini? Dicari jauh-jauh ternyata dalam gua. Tapi, ini juga gua apa? Artinya aku dan Sofian diculik.
"Ardi....Sofian...."
Suara-suara itu adalah para warga yang sedang mencari kami. Apakah aku dan Sofian diculik Wewe Gombel? Ah tidak....ini tidak mungkin.....pantas saja ibu takut aku kenapa-kenapa karena kemarin ia memarahiku akibat tidak shalat asar karena lalai bermain bola. Aku yang sering melanggar aturannya, membuat ibu marah, dan kemarin kemarahannya menurutku sudah dibatas kebarannya karena kayu yang aku pegang ini digunakan secara tidak sengaja oleh ibu untuk memukul tanganku.
Oh Tuhan, ini adalah salahku, bukan salah ibu. Tolong kembalikan aku dan Sofian ke rumah. Secercah cahaya terangpun muncul dari kejauhan, sinar itu menyakiti mataku..akupun terhempas entah ke mana.
"Ardi......." Ibu melihatku tertidur di atas pohon besar tengah hutan. Dan Sofian, ditemukan meninggal karena kelaparan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image