Beli Rumah KPR? Jangan Lupa Cek Kredibilitas Pengembang dengan Cara Ini
GENPOP -- Setiap orang tentu menginginkan rumah impian yang nyaman, terutama generasi milenial. Banyak dari mereka yang mencari perumahan yang sesuai dengan harapan mereka, bahkan rela pergi ke pinggiran Jakarta jika bekerja di ibu kota.
Namun, ada beberapa hal yang penting untuk diketahui sebelum memutuskan untuk membeli rumah, baik dengan pembayaran tunai maupun melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari pengembang perumahan.
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebelum kamu beli rumah adalah sebagai berikut:
1. Periksa Website Resminya
Pengembang perumahan yang profesional biasanya memiliki website resmi. Mereka yang serius dalam memberikan pelayanan terbaik kepada calon pembeli akan memahami pentingnya memiliki website resmi.
Di era digital saat ini, sebuah website adalah identitas dari perusahaan tersebut. Melalui website, kamu dapat mengetahui semua informasi tentang unit rumah yang dijual dan identitas lengkap pengembang.
Pengembang yang kredibel tidak akan menyembunyikan identitas mereka. Oleh karena itu, jika kamu menemukan pengembang yang tidak memiliki website resmi atau tidak ingin bersikap transparan mengenai perusahaan mereka, maka bersikap kritislah.
2. Perhatikan Kondisi Jalan di Perumahan
Cara lain untuk menilai kredibilitas pengembang adalah dengan memeriksa kondisi jalan di perumahan yang mereka bangun.
Pengembang yang dapat dipercaya selalu memprioritaskan pembangunan jalan sebelum membangun unit-unit rumah. Jangan terbalik.
Jika kamu menemukan perumahan yang jalan-jalannya masih jelek atau belum dibangun dengan baik, ini bisa menjadi tanda bahwa pengembang tersebut kurang profesional.
Pengembang yang baik akan selalu memastikan fasilitas dasar seperti jalan sudah tersedia sebelum menjual unit-unit rumah.
3. Cek Lokasi Kantor Tetap Pengembang
Pengembang yang dapat dipercaya biasanya memiliki kantor tetap dan tidak sering pindah-pindah. Jika menemukan pengembang yang sering pindah kantor, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka mungkin tidak serius berbisnis.
Pastikan untuk mengunjungi kantor resmi pengembang dan memastikan alamat kantornya sesuai dengan akta notaris pendirian perusahaan tersebut. Kamu juga dapat meminta salinan akta pendirian PT untuk memverifikasi alamat kantor resmi mereka.
4. Dengarkan Pengalaman Pembeli Sebelumnya
Mengumpulkan informasi dari orang-orang yang telah membeli rumah di perumahan yang sama juga bisa membantu kamu menilai kredibilitas pengembang.
Obrolan santai dengan warga yang telah tinggal di perumahan tersebut dapat memberikan wawasan tentang masalah yang mungkin mereka alami selama proses pembangunan.
Jika ada banyak keluhan atau kekecewaan terhadap pengembang, ini bisa menjadi pertimbangan buat kamu apakah tetap memutuskan untuk membeli rumah dari pengembang tersebut atau tidak.
5. Periksa Legalitas Pengembang
Kamu juga harus mengecek legalitas pengembang melalui website yang telah disediakan oleh pemerintah. Nama situsnya ialah https://sireng.pu.go.id.
Silakan langsung kunjung website resmi pemerintah itu, dan di situ kamu cukup masukkan nama perusahaan pengembang perumahan yang kamu inginkan.
Artinya, saat kamu mau beli rumah, jangan lupa tanya apa nama perusahaan pengembangnya. Tanyakan secara detail.
Setelah itu, akan muncul data yang merinci apakah pengembang itu sudah terdaftar dalam asosiasi atau tidak. Pengembang yang bagus dan terpercaya adalah yang sudah masuk dalam asosiasi.
6. Cek Saluran Drainase Perumahan
Terakhir kamu juga harus mengecek saluran drainase perumahan. Pastikan saluran drainasenya telah terbangun dengan batu kali dan tidak sekadar galian parit di tanah.
Jika belum terbangun drainase dengan batu kali itu, maka pastikan kepada developer kapan mau dibuat itu saluran drainase.
Terkadang ada developer yang lebih mengutamakan terjualnya seluruh unit rumah, baru kemudian memperhatikan saluran drainase perumahan dan kondisi jalan. Artinya developer ini modalnya minim dan tidak serius berbisnis properti.
Ingat, beli rumah bukanlah beli cabe. Jadi pastikan semuanya dengan detail agar tidak menjadi korban bualan marketing perumahan.