Bisnis

GRP Dukung PemenuhanTarget NZE 2050

Deklarasi Bersama Kementerian Perindustrian dan sembilan sub-sektor industri prioritas di Indonesia mendukung industri baja dalam menghadirkan solusi berkelanjutan. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menjadi salah satu perusahaan dalam asosiasi Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang turut menandatangani deklarasi tersebut. Sumber: Dok GRP

JAKARTA -- PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) mendukung transformasi industri hijau dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE). Target yang dicanangkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) itu siap dijalankan PT GRP.

"PT Gunung Raja Paksi berkomitmen mengambil peran aktif dalam perjalanan Indonesia menuju Net Zero Emission. Termasuk mendukung transformasi industri hijau dan pencapaian target NZE seperti dicanangkan Kementerian Perindustrian, yakni pada 2050 atau lebih cepat dari target nasional pada 2060," kata Presiden Direktur GRP, Fedaus dalam keterangannya pada Kamis (26/9/2024).

Fedaus yang juga Direktur Komite Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Bisnis di Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyebut GRP telah memulai langkah dekarbonisasi sejak 2020. Sebab GRP merasa memiliki tanggungjawab besar dalam menghadapi krisis iklim global.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam upaya mendukung visi ini, GRP meluncurkan ESG Strategy Guidebook pada tahun 2022, disusul oleh Net Zero Strategy yang menjadi panduan dalam pelaksanaan program dekarbonisasi perusahaan.

Beberapa inisiatif yang sudah berjalan antara lain pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan total kapasitas 9,3 Megawatt Peak, yang merupakan salah satu yang terbesar di Jawa Barat. Instalasi ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 47.400 ton CO2 per tahun, dengan rencana peningkatan kapasitas hingga 33 megawatt peak di masa mendatang.

"GRP juga telah melakukan feasibility study bersama Fortescue untuk penggunaan energi terbarukan berbasis hidrogen hijau," ujar Fedaus.

Baru-baru ini, GRP bekerjasama dengan International Finance Corporation (IFC) melalui investasi senilai USD 60 juta untuk meningkatkan produksi baja rendah karbon. Kolaborasi ini menjadi yang pertama di industri baja Asia dalam satu dekade terakhir.

"Ini sekaligus menandai langkah penting dalam transformasi menuju industri baja yang lebih berkelanjutan," ujar Fedaus.

Dengan serangkaian langkah strategis ini, GRP memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri baja berkelanjutan. GRP mendukung pencapaian target nasional menuju masa depan tanpa emisi karbon.

Sebelumnya, Kemenperin menargetkan pencapaian NZE pada 2050. Hal ini mencerminkan keseriusan Indonesia dalam membangun ekonomi berkelanjutan dan industri yang lebih ramah lingkungan.Salah satu upaya konkret yang dilakukan Kementerian Perindustrian adalah menyelenggarakan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) yang pertama, di Jakarta, 19 September lalu.

Kegiatan tersebut difokuskan pada diskusi mengenai percepatan pencapaian target NZE di sektor industri pada tahun 2050. Pembahasan utama meliputi inovasi, strategi dekarbonisasi industri, pengembangan teknologi ramah lingkungan, serta potensi pembiayaan hijau.

"Upaya penerapan prinsip-prinsip industri hijau di Indonesia terlihat perkembangannya dari data The Green Future Index 2023. Indonesia berada di peringkat ke-49 dunia sebagai negara yang bertransisi menuju energi, industri, pertanian, dan masyarakat yang ramah lingkungan melalui investasi pada energi terbarukan, inovasi, dan kebijakan ramah lingkungan. Peringkat Indonesia naik 21 peringkat dari posisi 70 di tahun 2022," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Berita Terkait

Image

Raih Investasi IFC, PT GRP Tambah Produksi Baja Rendah Karbon

Image

Raih Investasi IFC, PT GRP Tambah Produksi Baja Rendah Karbon

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Boyong Masa Depan Sekarang Juga