Teknologi

Studi: Penggunaan AI Berlebihan Bahayakan Kinerja Karyawan dan Hasilkan Kesalahan

Studi: Penggunaan AI Berlebihan Bahayakan Kinerja Karyawan dan Hasilkan Kesalahan. (pixabay)
Studi: Penggunaan AI Berlebihan Bahayakan Kinerja Karyawan dan Hasilkan Kesalahan. (pixabay)

GENPOP.REPUBLIKA.CO.ID -- Sebuah studi penelitian yang dikeluarkan Boston Consulting Group (BCG), menyarankan agar pengguna kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) berhati-hati karena dampak buruknya terhadap karyawan.

Penelitian itu menemukan bahwa penggunaan AI justru dapat membahayakan kinerja pekerjaan Anda jika digunakan untuk penggunaan di luar kemampuannya.

Penelitian ini dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Boston Consulting Group, Harvard University, Wharton Business School di University of Pennsylvania, dan Massachusetts Institute of Technology.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Mereka melakukan eksperimen untuk mengetahui dampak akses kecerdasan buatan terhadap produktivitas pekerja kantoran dan kualitas pekerjaan.

Untuk melakukan tes ini, para peneliti secara acak menugaskan 758 penasihat BCG ke dalam salah satu dari tiga kelompok.

Kelompok pertama tidak menggunakan kecerdasan buatan. Kelompok kedua menggunakan chatbot GPT berdasarkan model GPT-4.

Dan kelompok ketiga menggunakan obrolan GPT, dengan video dan dokumen petunjuk tentang strategi desain perintah.

Setelah menetapkan landasan kinerja, para konsultan diberi beberapa tugas.

Salah satu dari dua kelompok yang menggunakan kecerdasan buatan meliputi; 18 tugas dalam batas kemampuan AI, seperti melakukan brainstorming prinsip-prinsip untuk minuman inovatif, atau membuat rencana bisnis yang tepat untuk konsep sepatu baru.

Sedangkan kelompok kedua berisi lebih banyak tugas tidak terbatas yang berada di luar batas kemampuan AI. Studi tersebut mengatakan bahwa meskipun AI pandai dalam melakukan tugas-tugas ini, tetapi AI menghadapi kesulitan.

Misalnya, ketika seorang konsultan ditugaskan untuk melakukan tugas-tugas yakni membuat rekomendasi kepada CEO perusahaan terkait hipotetis dengan menggunakan data keuangan dan karyawan dalam perusahaan, namun nyatanya informasi yang diinginkan tidak dapat diakses oleh AI.

Para peneliti menemukan perbedaan mencolok pada hasil ketiga kelompok, berdasarkan kemampuan masing-masing kelompok dalam menggunakan kecerdasan buatan.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Boyong Masa Depan Sekarang Juga