Selama 24 Jam, Volume Perdagangan Bitcoin Naik 110 persen, Tembus Rp 1.300 triliun
GenpOp. -- Harga Bitcoin terus berupaya melampaui harga tertingginya (All Time High) selama beberapa hari terakhir. Ini bisa dilihat dengan merujuk pada volume perdagangan Bitcoin selama 24 jam terakhir.
Menurut data coinmarketcap, Kamis (29/22024) pada pukul 10.46 WIB, hanya dalam waktu 24 jam, volume perdagangan Bitcoin meningkat tajam 110 persen hingga menembus angka Rp 1.300 triliun.
Namun volume perdagangan Bitcoin masih ada di peringkat kedua, di bawah altcoin Tether USDT yang memperlihatkan volume perdagangan selama 24 jam terakhir sebesar Rp 2.149 triliun.
Harga Bitcoin Naik 7 persen dalam 24 jam
Bitcoin, hanya dalam waktu 24 jam, harganya naik 7 persen mencapai Rp 965 juta. Tercatat, kini Bitcoin mengalami penurunan 0,6 persen dalam 1 jam terakhir.
Adapun market cap bitcoin kini menjadi sebesar Rp 18.900 triliun, duduk di peringkat pertama dari seluruh aset kripto.
Sebagai informasi, harga tertinggi Bitcoin adalah Rp 1 miliar atau tepatnya Rp 1.079.803.051. Ini pernah tercapai pada 10 November 2021 dua tahun lalu.
Total maksimum pasokan Bitcoin hingga saat ini berjumlah 21 juta BTC, dengan yang sudah tertambang dan beredar adalah 19,6 juta BTC.
Prediksi Harga Bitcoin Menurut Matrixport
Platform layanan keuangan, Matrixport, dalam laporannya pekan lalu memprediksi harga Bitcoin (BTC) akan menembus 63 ribu dolar AS atau sekitar Rp 983 juta pada bulan Maret 2024. Sejumlah katalis menjadi faktor utama kenaikan tersebut.
Salah satu penentu kenaikan tersebut. Pertama, adanya aliran dana masuk yang konsisten ke dalam Bitcoin. Terutama setelah persetujuan dari ETF Bitcoin spot. Masuknya dana ini menunjukkan meningkatnya minat dari investor institusional, yang berpotensi berkontribusi pada tren kenaikan harga Bitcoin.
Halving Bitcoin yang akan datang adalah faktor penting lainnya dalam prediksi harga yang diungkap Matrixport. Namun meskipun data historis menunjukkan peristiwa halving di masa lalu berdampak pada harga Bitcoin, hasilnya di tahun ini masih belum pasti.
Hal itu dikarenakan adanya dinamika pasar yang lebih luas dan peristiwa global, sehingga memerlukan pertimbangan untuk memahami jalur masa depan Bitcoin. []