Bali Direncanakan Jadi Pilot Project Transportasi Hijau Terpadu
JAKARTA -- Upaya transformasi menuju transportasi ramah lingkungan menjadi perhatian pemerintah dan swasta. Bali direncanakan menjadi proyek percontohan pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi.
Hal itu menjadi pembahasan Focus Group Discussion (FGD) “Desain Transportasi Hijau Terpadu dan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia" yang digelar Global Green Growth Institute (GGGI) bekerjasama dengan Bappenas.
FGD ini merupakan salah satu inisiatif dalam proyek Bali e-Mobility yang bertujuan merancang peta jalan investasi transportasi hijau di tingkat nasional maupun di Provinsi Bali sebagai pilot project.
FGD ini bertujuan untuk mengidentifikasi solusi dan langkah strategis dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi. Dengan menjadikan Bali sebagai pusat inovasi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk menerapkan transportasi hijau.
Sebagai mitra GGGI, Grant Thornton Indonesia mendukung pelaksanaan proyek ini dengan menyediakan keahlian dalam perencanaan strategis. Grant Thornton Indonesia bangga dapat bekerjasama dengan GGGI dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik ramah lingkungan.
"Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat turut berperan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia," kata CEO Grant Thornton Indonesia, Johana Gani dalam keterangan pers pada Senin (23/12/2024).
Selain perwakilan dari pemerintahan, diskusi ini juga melibatkan sektor swasta yaitu Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), National Battery Research Institute (NBRI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Intelligent Transport Systems (ITS) Indonesia. Johana berharap FGD ini menciptakan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, serta lembaga non-pemerintah untuk mempercepat transisi menuju transportasi hijau di Indonesia.
"Sinergi ini diharapkan pada akhirnya dapat menjadi landasan untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan mendukung upaya dekarbonisasi nasional," ujar Johana.
Diketahui, topik diskusi dalam FGD ini dibahas lebih mendalam melalui pembagian menjadi empat sesi. Pertama sesi Kebijakan Indonesia untuk Transisi Elektromobilitas membahas kebijakan strategis dan peta jalan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Sesi kedua, Rekomendasi Tindakan Awal yang mengidentifikasi langkah-langkah awal yang diperlukan untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif.
Ketiga, sesi persyaratan pendukung ekosistem kendaraan listrik guna menganalisis kebutuhan utama untuk membangun lingkungan yang mendukung penggunaan kendaraan listrik.
"Sesi keempat, menelaah pengalaman perwakilan dari Jawa Timur dan Kota Bandung dalam mendukung transisi ke kendaraan listrik yang dapat menjadi pembelajaran penting bagi wilayah lainnya," ujar Johana.