Kapitalisasi Pasar Kripto Global Tembus Rp 15 ribu triliun
GENPOP -- Kapitalisasi kripto global saat ini mencapai 1,04 triliun dolar AS atau Rp 15,3 kuadriliun atau sekitar Rp 15 ribu triliun.
Nilai tersebut menunjukkan sedikit kenaikan sebesar 0,27 persen sejak kemarin. Namun, volume perdagangan telah turun secara signifikan, turun 44 persen menjadi 18,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 290 triliun.
Harga si raja kripto Bitcoin (BTC) juga mengalami penurunan signifikan dari 28 ribu dolar AS (Rp 430 juta) menjadi 25 ribu dolar AS (Rp 384 juta). Ini menunjukkan adanya penurunan 9,8 persen.
Namun ada hal yang menarik dari tren tersebut. Menariknya adalah permintaan bitcoin justru meningkat sehingga harganya bertahan di angka 25.500 dolar AS (Rp 391 juta).
Meski demikian, secara historis, September adalah bulan yang penuh tantangan bagi Bitcoin, tidak terkecuali untuk tahun ini. Peringatan ini disampaikan oleh Analis Miles Deutscher.
Bitcoin dan Altcoin Hadapi Turbulensi
Pasar kripto, termasuk Bitcoin dan altcoin utama, menghadapi turbulensi karena faktor-faktor seperti pengawasan peraturan terhadap exchange kripto Binance dan Coinbase.
Faktornya lainnya ialah kebijakan SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat), dan pembukaan token yang signifikan.
Analisis yang disampaikan oleh Miles Deutscher menyoroti kelebihan pasokan yang signifikan pada September 2023, yang diperburuk oleh penundaan keputusan ETF Bitcoin. Hal ini dapat menimbulkan tantangan tersendiri bagi para penggemar Bitcoin.
Meskipun pasar sedang ada dalam tren bearish, para trader tampak sedang mempersiapkan diri untuk menjual Bitcoin dan berbagai altcoin.
Selain itu, bulan September akan menyaksikan banyak pembukaan token besar, termasuk Apecoin (APE), Aptos (APT), dYdX (DYDX), dan Optimism (OP).
Deutscher percaya bahwa kripto akan memperlihatkan tren bullish mungkin melalui pertumbuhan ETF (produk semacam reksadana yang di dalamnya terdapat kripto dan saham). Ini karena dapat membantu mengurangi tantangan-tantangan ini.
Selain itu, lonjakan harga Bitcoin yang berumur pendek setelah kemenangan hukum Grayscale menunjukkan bahwa pasar bosan.
Terlepas dari hype awal, Bitcoin dengan cepat turun kembali ke level pertengahan Juni dan tidak dapat menembus batasnya yakni 30.000 dolar AS (Rp 461 juta).