Oppenheim Diperintah Buat Propaganda Dukung Terbentuknya Aliansi Kesultanan Ottoman dan Jerman
GENPOP -- Mari kita melanjutkan kisah Oppenheim, yang bernama lengkap Max Adrian Simon von Oppenheim itu. Bagi yang belum baca cerita pertama tentang Oppenheim, silakan baca artikel berikut ini:
Kisah Orang Jerman Keturunan Yahudi Ahli Bahasa Arab dan Gemar Baca Cerita Legendaris 1001 Malam
Pada tahun 1898, Oppenheim mengirim laporan ke Kementerian Luar Negeri Jerman tentang situasi umat Islam di wilayah Mesir.
Laporan yang disampaikan berkaitan dengan upaya Jerman melawan kekuatan Sekutu dengan memperluas invasi ke wilayah Muslim.
Oppenheim berhasil mendapatkan kepercayaan dari Kaisar Jerman Wilhelm II. Dia dianggap memiliki program yang luas untuk melawan kekuatan Sekutu di wilayah pengaruh mereka.
Program Oppenheim ini diterima Kaisar dengan baik karena memuat ambisi kolonial. Setelah itu, Kaisar merasa perlu menaruh orang di Timur yang akan mendukung dan membantunya. Tidak ada orang Jerman yang tepat melakukan itu, kecuali Oppenheim sendiri.
Kaisar Wilhelm pun meminta Oppenheim untuk bekerja di Konsulat Jerman di Mesir. Di Mesir, Oppenheim mencoba menjalankan tugas diplomatiknya di konsulat.
Dia juga mengumpulkan 42 ribu buku untuk mempelajari sejarah dan adat istiadat Levant atau wilayah Mediterania Timur.
Berdasarkan apa yang diterbitkan oleh majalah Jerman "Der Spiegel", studi khusus yang dilakukan Oppenheim ini mendapat bantuan pendanaan dari ayahnya yang seorang bankir.
Selama Perang Dunia I, Oppenheim mendirikan sebuah pusat di Kementerian Luar Negeri di Berlin yang disebut Pusat Pesan Timur. Dia juga bekerja di kedutaan Jerman di Istanbul.
Saat pecah Perang Dunia I pada bulan Oktober 1914, dia mengirimkan memorandum kepada Kementerian Luar Negeri Jerman di Berlin.
Judulnya ialah "Memorandum on the Revolution of Islamic lands against our enemy". Isinya sebagai berikut: