Benarkah Aset Kripto Bitcoin Tidak Punya Nilai Intrinsik? Ini Bantahannya
GENPOP -- Selama ini kalangan yang mengkritik aset kripto Bitcoin sering kali menyebut bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsiknya.
Dampaknya, menurut pandangan ini, membeli aset kripto berarti tidak memilikinya. Tidak ada hal yang bisa dilakukan terhadap aset kripto, menurut pandangan kalangan para pengkritik kripto.
Lantas benarkah demikian? Apakah memiliki Bitcoin berarti tidak memilikinya karena tidak ada nilai intrinsik di dalamnya?
Umumnya, para pengkritik aset kripto Bitcoin adalah para investor dan ekonom fiat mapan yang senang menunjukkan bahwa tidak seperti saham, obligasi, dan lahan pertanian, Bitcoin tidak menghasilkan apa pun.
Namun, yang gagal dipahami oleh kedua kelompok itu, investor dan ekonom fiat, adalah bahwa ini bukanlah bug (kerusakan teknis dalam sebuah aplikasi), melainkan fitur utama Bitcoin.
Apa itu Nilai Intrinsik?
Untuk memahami sepenuhnya bagaimana menjawab pertanyaan tentang nilai intrinsik Bitcoin, pertama-tama kita harus mendefinisikan nilai intrinsik itu sendiri.
Nilai intrinsik umumnya didefinisikan sebagai ukuran nilai pada suatu aset. Ukuran ini dicapai melalui perhitungan obyektif atau model keuangan yang kompleks, daripada menggunakan harga pasar aset saat ini.
Definisi tersebut sebetulnya tidak banyak berguna. Sebab, akan muncul pertanyaan, siapa yang memutuskan perhitungan obyektif atau model kompleks mana yang akan digunakan? Bagaimana kita menentukan input dan variabel mana yang akan dimasukkan dalam perhitungan ini?
Berharga karena Keberadaan Manusia
Sebagai eksperimen, coba kita pikirkan aset yang biasanya diasumsikan memiliki nilai intrinsik seperti emas, saham, dan real estat.
Sekarang bayangkan sebuah dunia di mana tidak ada manusia, lantas apakah aset tersebut masih mempunyai nilai?
Jawabannya pasti tidak, karena nilai tersebut hanya masuk akal dalam konteks keberadaan manusia.
Karena itu, seluruh konsep nilai intrinsik yang ada, didasarkan pada premis yang salah. Selama ini dianggap bahwa nilai dapat dipisahkan dari penilai, padahal sebenarnya keduanya saling terkait secara intrinsik.
Nilai tidak bisa ada tanpa seorang evaluator. Apakah pembeli bisa ada tanpa penjual? Bayangkan seorang pria yang terdampar di pulau terpencil dan menemukan sebatang emas. Sendirian tanpa ada orang yang bisa diajak berdagang. Pasti emas batangan sama sekali tidak berguna.
Jika benar bahwa emas mempunyai nilai obyektif dan intrinsik, maka dalam kondisi apapun, emas batangan akan tetap mempunyai nilai bagi manusia.
Namun di pulau itu, emas batangan tidak mempunyai nilai lebih bagi manusia dibandingkan dengan batu yang bentuknya serupa.
Karena itu, prinsip sederhananya, ketika aset kripto Bitcoin diincar oleh banyak orang dan pasokannya terbatas, maka Bitcoin tersebut menjadi berharga seperti emas dan mata uang fiat. Dan dengan sendirinya serta secara otomatis, Bitcoin memiliki nilai intrinsik.